Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Rabu, 12 Oktober 2016

Berkatalah Seharusnya

Lebih baik berkata jancok seribu kali daripada berkata seharusnya namun tidak sekalipun melakukannya.

Mulailah senang mereka berlomba-lomba tentang kecerdasannya. Ide yang mengantariksa menembus lapisan ozon. Tidak terjangkau. Membumbung tinggi. Banggakah dengan itu? Kamu patut bangga. Layak sekali tidak mempermasalahkannya. Manusia muda yang masih bangga dengan kepalanya yang berceloteh tidak menemukan tanda titik padahal tangannya bisu tidak bisa berbicara sepatah kata. Haruskah kupatahkan rahangnya?

Teruslah berkata seharusnya karena menyaksikannya menggemaskan benar. Sebenarnya sangat bergairah mendengar kata-kata itu tiap malam sebelum tidur. Layak disebut dongengkah ide itu?

Rupanya kamu masih belum membangun jembatan dari kepalamu menuju tanganmu. Bangunlah jembatan itu. Mungkin kecerdasannya yang mengantariksa itu tetap membumi. Menginjakkan kaki di tanah.

Selasa, 04 Oktober 2016

Menjalarlah Hingga Lelah

Pada malam-malam. Di kala rintik-rintik hujan. Bunyi-bunyian membangunkan dari lelah yang belum menidurkan. Mulailah perjalanan dari pengelana yang tidak pernah paham arah dan tujuan. Haruskah kita ke sana? Sepertinya menikmatinya lebih berharga!

Kenapa pada saat-saat seperti ini. Pada malam-malam. Orang mulai kebingungan dan mengalami kalut yang tidak bisa dijabarkan. Mana? Aku tantang logika untuk menjelaskan. Bisa. Namun tidak pernah tuntas. Inilah rahasia yang tidak semestinya kepala jabarkan dengan arogannya.

Di kala bayangan telah bersatu dengan tubuh?

Ketika aku berjalan-jalan pada siang dan melihat bayangan. Kadang aku tidak mempedulikan. Kesibukan dunia telah menyita dan merampas pikiran hingga tidak sampai menjalar.

Pada malam-malam saat hujan. Pada malam-malam tanpa hujan. Pada malam-malam. Bayangan telah bersatu dengan tubuh. Mereka menjadi satu dan menjalarlah segala hal yang tidak pernah terpikirkan. Tidak penting berpikir tentang yang penting. Menjalarlah. Membayangkan!