Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Rabu, 30 September 2015

Masa Tua di Kala Muda

Pemuda yang menjunjung segala hal tentang kepemudaan. Bukan hanya ingin memudakan dirinya atau agar tampak kemuda-mudaan.Memang seharusnya mempermudakan diri itu juga bagian penting untuk mengarungi kehidupan yang masih membutuhkan kemudaan.

Bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya bila mengalami masa tua di kala muda. Akan tetapi juga bisa dibayangkan betapa sulitnya menjadi muda dalam keadaan yang tua. Tubuh mungkin akan renta dan tak berdaya tetapi apakah kemudaan adalah masalah tubuh saja.

Aku ingin terus muda dan tua pada saatnya. Bukan untuk menghindari pikiran yang harus terus menua. tidak menjadi kanak-kanak maksudku. Aku hanya ingin mengetuai segala unsur yang ada di dalam diriku. Aku tidak ingin tua sebelum waktunya.

Harapanku. Aku masih ingin muda dan saat tua, aku tidak lupa dengan muda. Sehingga aku bisa mengkombinasikan keduanya.


Selasa, 29 September 2015

Larut Bersama yang Tidak Larut

Ada banyak hal yang bisa bersatu dengan mudah dan larut bersama tetapi ada pula yang tidak bisa larut bersama. Air pun tidak sanggup mencampur kedua elemen yang sama-sama tidak sanggup larut tersebut. Elemen yang mampu larut bukan berarti lebih baik daripada elemen yang tidak mampu larut karena setiap pribadi mempuanyai kekuatannya masing-masing. Terlahir masing-masing. Tumbuh masing-masing.

Berlarut-larut aku memikirnya. Apakah pelarut yang tepat untuk sesuatu hal?

Ketika malam bertambah larut, aku bisa saja larut ke dalam sebuah situasi yang menyulitkan. Bagaimana aku harus hidup dalam satu gelas dan tenggelam dalam satu air bersama sesuatu yang tidak larut? Aku mencoba larut untuk mendalaminya tetapi dia memilih mengeras dan aku tidak tahu apakah ada zat yang mampu melarutkannya. Apakah hanya waktu yang mampu melarutkannya atau pelarut hanya sia-sia.

Akan tetapi aku sudah cukup bangga bersama satu gelas dengannya.

Senin, 28 September 2015

Aku Melihat Kamu Tidak Melihat

Mataku terpancing untuk keluar dan melihatnya. Itu indah. Itu menarik. Itu menantang. Itu tidak biasa. Hal itu bisa membuat mataku keluar dari sarangnya untuk melakukan tindakan yang bisa dikerjakannya. Menatap untuk menikmati adalah salah satunya. Aku terpancing bukan berarti aku kalah tetapi aku menang.

Tahukah kamu bahwa pancingan itu tidak semua bisa merasakan. Ada yang melihat gelas kosong tetapi pikirannya bisa penuh dengan berbagai hal yang menarik. Ada yang melihat gelas kosong lalu tiba-tiba terpancing untuk mengisinya dengan air kesegaran.

Satu hal dan setiap orang punya kemampuan untuk melihat hal yang tidak ada tetapi ada di dalam pikiran. Imajinasi telah membuat semuanya semakin menarik. Imajinasi telah memberi kesegaran pada realita. Imajinasi telah menghardik kenyataan yang terkadang sangat biasa saja. Bukankah imajinasi tidak bisa disepelekan? Bahkan orang akan mencarinya dan memburunya untuk mendapatkannya.

Bagaimana imajinasimu? Sudah kamu kuburkah?

Minggu, 27 September 2015

Kamu Tidak Tahu Aku

Masalah yang pelik menghampiri setiap orang yang baru saja menghampiri orang yang baru. Setiap sudut menandakan tanda tanya yang masih segar teka-tekinya. Rasa ingin tahu kadang datang terlambat karena harus datang setelah penghakiman yang kejam.

Sungguh aku katakan sekarang kepada dirimu yang menjadi palsu saat pertama kali kita bertemu. Bila kamu menganggap perjuampaan ini adalah perjumpaan yang baru maka begitu pula yang aku alami karena ini juga baru. Akan tetapi kita berbeda karena bermain teka-teki mempertanyakan sesuatu yang segar dan tertanam di masa lalumu bukanlah pekerjaan pertamaku. Aku hanya ingin menghabiskan perjumpaan ini dengan sebaiknya agar terus ada perjumpaan selanjutnya.

Kamu tidak tahu aku begitu pula aku tidak tahu kamu. Aku hanya ingin terus berjumpa untuk kita saling tahu. Bahkan masa lalu dan masa kini hingga masa nanti bisa saja kita jumpai bersama pada perjumpaan-perjumpaan selanjutnya.

Sabtu, 26 September 2015

Kehormatan Menghormati

Telah lahir secara terhormat lalu menjadi diri yang bisa saja tidak dihormati karena rasa hormat bisa saja hilang karena tindakan yang jauh dari rasa hormat. Apakah kehormatan bisa menjadi sesuatu yang penting untuk ada dalam hidup manusia?


Sebuah kehormatan telah ada dalam setiap manusia yang hidup di antara kehidupan yang lainnya yang sebenarnya tidak terpisah. Sebuah kehormatan yang penting ketika diri tidak hanya dihormatai tetapi menjadi diri yang menghormati.

Terlalu banyak yang angkuh bermain dengan kehormatannya yang membuat dahaga untuk merasakan dihormati sedangkan sikap sangat jauh dari rasa menghormati. Menganggap diri di atas sehingga yang lainnya berada di bawah dan yang di bawah harus menegadah ke atas untuk melihat yang menganggap diri di atas.

Bisakah kita saling menatap dan saling menghormati karena kita berpijak di tanah yang sama. Apakah tanahmu di puncak bukit dan tanahku di kaki bukit?

Jumat, 25 September 2015

Hilang dari Keadaan

Selalu ada. Diri sendirilah yang mampu menghilangkan keadaan.

Merasa hilang dan lenyap dari keadaan. Siapakah pelakunya? Apakah hanya perasaan saja atau memang keadaan punya tenaga untuk menciptakan perasaan hilang di dalam setiap orang?

Mungkinkah keadaan mampu membenamkan keadaan dan menerbitkan keadaan?
Diri selalu punya alasan ketika hendak hilang atau mulai merasa hilang. Diri selalu punya jawaban atas semua soal tentang kehilangan dan keadaan. Diri bisa saja hilang dari keadaan namun keadaan juga bisa hilang dari semuanya.

Pencipta keadaan dan kehilangan telah bersatu untuk memusnahkan dengan menghilangkan keadaan. Kini siapapun akan terluka jika menjadi diri yang hilang dari keadaan.

Lalu siapa yang mampu menyembuhkan? Hanya diri yang terus menjadi ada yang akan menerbitkan sesuatu yang terbenam dan mengadakan yang pernah hilang.

Kamis, 24 September 2015

Kekuatan Mengendalikan Diri Menjengkelkan

Banyak yang bangga dengan kekuatannya. Layaknya pedang yang tiada tandingannya. Akan tetapi ada pula yang tidak menyadari kekuatannya. Bahkan hingga membuat diri hanya kuat untuk tidak menyadari kekuatannya. Hanya kelemahan yang ada di kepalanya dan perasaannya dipenuhi ketakutan yang bisa saja semakin lama semakin tidak tertolong. Menjadi murung dan tidak berani menunjukkan pedangnya yang sebenarnya yang tidak jauh dari pinggang kirinya.

Andai saja semua orang punya kekuatan? Apakah kamu berpikir semuanya akan terselesaikan?

Diri memang bisa saja menjadi menjengkelkan dengan kekuatannya. Kekuatan telah melemahkan diri hingga membuat diri menjengkelkan. Bukan terlihat menjengkelkan karena memiliki kekuatan tetapi menjadi menjengkelkan karena kekuatan yang tidak bisa dikendalikan.

Ingatlah bahwa kekuatan selalu punya tuan dan setiap diri adalah tuan dari kekuatan. Jangan sampai kekuatan mengendalikan diri hingga menjadi diri yang menjengkelkan. Alangkah indahnya diri yang mampu mengendalikan kekuatan.

Rabu, 23 September 2015

Terpesona di Akhir Laga

Orang mudah saja terpesona di malam hari setelah seharian berjuang tanpa henti. Terpesona memang indah karena rasa lelah dibelai dengan mesra. Terpesona boleh saja asalkan tidak lupa dengan yang ada di depan mata. Lalu pada akhirnya tetap mempesona walaupun terpesona.

Akhir laga bukanlah akhir laga karena laga yang selanjutnya sudah menunggu dengan segala murkanya. Menghantui siapa saja yang harus berada di akhir laga. Apalagi laga selanjutnya sudah pasti lebih berat dari laga sebelumnya.

Terpesonalah dan berlakulah yang seharusnya kamu lakukan karena yang seharusnya kamu lakukan tidak seorang pun mengetahuinya. Bersiaplah menjadi mempesona dengan mempersiapkan pesonamu. Tidak ada yang salah dengan yang kamu lakukan dan biarlah penilaian datang karena penilaianmu bisa saja menjadi lebih penting dari penilaian para juri.

Hidup bukan lomba. Hidup adalah menghidupi yang hidup-hidupan. Mempesona dengan pesona hingga membuat banyak yang terpesona di akhir laga yang sesungguhnya.

Selasa, 22 September 2015

Janji Bernas dengan Kebohongannya

Janji akan tetap menjadi janji sampai pada saat yang ditentukannya. Saat ditentukannya janji akan menjadi yang ditepati atau diingkari. Selalu ada pilihan untuk menjadi yang mengingkari atau menepati. Harapannya tentu menepati karena kamu juga sudah tahu bahwa yang dikerjakannya hanyalah menunggumu.

Janji bernas bisa menjadi janji yang sugguh-sungguh atau janji yang sangat padat namun bila diikuti kebohongan akan menjadi janji dusta yang membuat orang terlalu bersedih sehingga bisa dikatakan nestapa. Kamu bisa melihatnya nilai rasa kata selalu tidak pernah sama.

Janjimu seperti pemandangan yang hanya bisa dilihat pucuknya saja. Apapun alasan akar dan batangnya akan tidak diketahui mereka. Pucukmu sangat ditunggu untuk menjadi janji yang bernas. Bukan dengan kebohongan yang tidak diharapkan banyak orang dan orang kebanyakan pasti membenci bila dusta datang padanya. Nestapalah mereka yang menerimanya.

Senin, 21 September 2015

Bubarkan Keteraturan Nada

Dari ketertiban dan keteraturan yang diciptakan atau terciptakan. Ketertiban dan keteraturan yang menghardik loncatan-loncatan ketidakpastian dan kemarahan yang mengancam ketakberaturan. Membubarkannya dan menjadi nada-nada yang melonjak bebas untuk menggema. Tidak harus ketertiban dan keteraturan yang utama.

Bila ada yang bertanya kepadamu apakah yang utama? Petugas yang merasa penting ketertiban dan keteraturanlah yang bisa meyakinkanmu itu menjadi penting. Sebenarnya ketertiban dan keteraturan adalah bahasa kiasan untuk membatasi jumlah perselingkuhan manusia yang sebenarnya itu adalah istrinya. Kehendak bebas manusia.

Menjadi teratur dan menjadi tertib siapa yang bisa mempertanggungjawabkan panggilan untuk berlaku tertib dan teratur menurut kehendak bebas. Bubarkanlah kedataran nada karenanya nada melengking lalu menuju nada yang sama sekali tidak biasanya ada. Kenapa orang harus mengatakan nada ini harus lari pada nada itu. Apakah semua orang mempunyai pengalaman yang sama tentang indahnya nada.

Minggu, 20 September 2015

Dari Dalam Tembok

Mari sejenak tidak merasa nyenyak. Tidak merasa enak. Tidak pula menjadi kanak-kanak. Kisah dari dalam tembok mengatakan itu semua dan dibalut dengan indahnya dan mulianya. Katanya kisah di dalam tembok adalah kisah yang agung dan sekarang aku harus termenung untuk merenung lagi tentang kisah dari dalam tembok.

Di dalam tembok memang akan lebih sempit daripada di luar tembok. Akan tetapi belum tentu juga kisah di dalam tembok akan lebih sempit dari kisah di luar tembok. Pernah suatu ketika membayangkan banyak orang di luar tembok mengganggap bahwa mereka ada di dalam tembok dan ingin menuju ke luar tembok yang sebenarnya di dalam tembok.

Tembok telah membagi cara berkata walaupun dunia tidak pernah terbagi. Beruntung bisa menikmati di dalam tembok maupun di luar tembok. Menikmati yang katanya di luar tembok tetapi ternyata di dalam tembok dan menikmati yang katanya di dalam tembok padahal itu adalah di luar tembok.

Merobohkan tembok bukan jaminan pembuka cakrawala tetapi merasakan dalam dan luar tembok bisa jadi pilihannya.

Sabtu, 19 September 2015

Catatan Masa Lalu

Siapa yang bisa menilai kecuali hanya menilai yang ada saat ini. Masa tidak harus berjalan urut karena ini bukanlah langkah anak dalam bidak catur. Masa ini orang hanya mengetahui dan mengerti akan masa lalu hanya membutuhkan ceritamu. Walaupun ceritamu dan membayangkan kata-katamu belum tentu menjadi sama. Kamulah yang bisa merasakan semuanya sedalam-dalamnya.

Masa lalu bukan hanya terlewati. Mengatakan masa itu adalah masa yang sudah kamu lewati adalah sesuatu yang keliru. Masa itu masih tertanam lalu menjadi akar dari masa ini. Beruntunglah kamu yang masih giat dari masa lalu hingga masa kini. Bukan menganggap catatan masa lalu sudah ditutup dan menjadi malu membukanya lagi.

Catatan masa lalu tidak bisa lapuk walaupun tertumpuk. Mungkin jika kamu lupa berarti kamu hanya melupakannya dan itu tidak akan bisa. Masa lalu adalah masa yang membuat masa ini ada. Masa ini pun akan menjadi masa lalu yang tidak akan pernah berlalu. Melalukannya pun kamu tidak mampu.

Jumat, 18 September 2015

Belenggu Riang Bersetubuh

Pembiaran dan pemakluman tidak akan membuat diri terhindar dari belenggu. Layaknya dia yang riang karena terus saja bersemayam di dalam tubuh yang dipenuhi dengan kepentingan beribu. Beranak dan berkembang biak untuk membangun persekutuan maha segalanya. Mengontrol nafas dan irama langkah kaki. Daya gerak tangan menjadi tidak terduga hingga jemari hanya ingin menyengkeram bayi dari belenggu dan sesuatu yang ada dalam tubuh.

Belenggu telah riang bersemayam di dalam tubuh dan tidak ingin dipindahkan begitu saja karena semakin lama dia tinggal maka warga tubuh akan bergejolak dan meminta keringanan-keringanan dari apa saja yang sebenarnya harus kamu lakukan. Kekuatan ide kepala dan keampuhan rasa akan terasa lemah menghadapi belenggu yang bersemayam begitu lama.

Biarkan belenggu tinggal di dalam dirimu jika kamu ingin terus terbelenggu dan melakukan sesuatu yang bukan di bawah kendalimu. Jadilah prajurit di dalam istanamu sendiri.

Kamis, 17 September 2015

Batas Manusia Bukan Setengah Manusia

Seperti apakah aku harus berlaku dan berlalu? Menerima tamparan dengan senyuman dan akan terus tertampar hingga terdampar. Menjadi lantai dansa bagi yang ada di atas tubuh yang rebah ke tanah karena lelah. Menjadi tembok kemarahan yang harus menerima hantaman tangan. Menjadi memori yang harus terpecah belah karena sudah tidak ada cinta dan tidak menginginkan kenangan lagi.

Aku bukan hanya penerima yang menyerahkan semua tetapi juga pemberi rasa kepada yang seolah-olah berkuasa atas semuanya. Apa saja yang kamu terima tidak bisa terus kamu terima dengan tangan selalu menegadah. Tampiklah tangannya dan bungkam semua kebebasannya demi kebebasan daya gerakmu.

Dia tidak akan mengerti jika kamu terus menerima sedangkan kamu dimintanya untuk mengerti dan kamu mau melakukannya padahal dia tidak merengek atau merintih menginginkannya.

Batas manusia bukan setengah manusia.

Rabu, 16 September 2015

Misteri Tepi Pantai

Suatu waktu tepi pantai telah mengajarkan banyak hal. Kesendirian tidak pernah terbungkam sebagai diam. Kesendirian menciptakan kebersamaan setiap bagian dalam manusia. Mereka bersatu sehingga kesendirian itu sirna dan datanglah keramaian yang tidak menggaduhkan tetapi menenangkan. Lalu aku pulang dan terhasut oleh sesuatu.

Pernahkah kamu tenang dalam kegaduhan?
atau,
Kamu merasa ramai dalam ketenangan?

Pantai menjadi guru dari guru-guru yang tidak mengajarkan semua itu. Aku lebih percaya bahwa guru adalah diriku dan yang lainnya adalah pemantik yang tidak selalu mengajarkan sesuatu. Akan tetapi jika aku adalah guru maka aku akan mengajar untuk diriku dengan terus menjari hal-hal yang semestinya aku pelajari.

Bergantung pada orang lain bukan hal yang tidak penting tetapi dalam diri ada yang tumbuh dan berpijak sendiri tanpa tergantung.

Selasa, 15 September 2015

Merasa Terancam Merasa Bangga

Pernah merasa terancam?
Seandainya juga mengancam?

Aku pernah bangga ketika harus bertapa di pucuk pedang, Kamu bisa melihat itu seperti kata-kata kosong penuh buaian padahal pengalaman bukanlah buaian. Seandainya aku tidak bertapa di pucuk pedang mungkin aku tidak sempat belajar keluar dari bahaya. Padahal bahaya itu selalu ada sampai kita tidak tahu kapan bahaya itu akan menghentikan serangannya kepada manusia.

Aku juga sempat berkecamuk...
Mungkinkah bahaya adalah buatan manusia yang mengancam karena masa lalunya dipenuhi perasaan terancam sehingga sekarang haus lalu ingin menjalankan misi balas dendam kepada siapa saja yang lebih lemah?

Kadang perlu bangga diancam karena ancamanmu tidak akan lebih besar dari hal mustahil yang bisa aku lakukan untuk membuatmu terancam. Perasaanmu tertekan ke sudut keterasingan.

Hentikan jangan pernah bermain-main dengan ancaman...
Tetapi datanglah bila kuundang seperti layaknya aku mengadakan perjamuan.

Senin, 14 September 2015

Dunia Membentuk Aku Membentuk

Pada mulanya...
Dunialah yang membentukku. Selanjutnya, akulah yang membentuk dunia. Walaupun bisa saja menjadi tidak berbentuk.
Akhirnya aku bisa berkata berjuta bangga karena terbentuk, berbentuk, dan membentuk.

Berdebatlah dan bercelotehlah tentang bentuk. Mengagalah untuk menghujat semua kata-kataku tentang bentuk karena kenyataannya pembayanganmu tentang bunga atau batu sekalipun bisa berbeda bentuk denganku.

Kamu hanya perlu berdamai untuk mencari celah dan menerobos untuk membalikkan semua anggapan.
Jangan berpikir tentang bentuk yang sulit dari segala yang aku paparkan. Terpenting kamu bisa berbentuk dan membentuk. Akhirnya menjadi tidak berbentuk karena memang bentuk yang itu belum ada sehingga dikatakan tidak berbentuk.

Sekarang katakan bentuk amarahmu kepadaku!

Minggu, 13 September 2015

Mata Kiri Rindu Mata Kanan

Walaupun dalam satu wajah. Mata kiri sangat rindu melihat mata kanan. Walaupun dalam satu wajah mata tidak bisa saling melihat. Aku juga tidak ingin mempersalahkan kerinduan mata karena mereka bisa bersatu dan telah bekerja dengan baik.

Seandainya mata kiri bisa melihat mata kanan?
Seperti kerinduan yang aku alami saat ini. Kita memang dalam satu wajah tetapi kita tidak bisa saling melihat.
Akan tetapi percayalah bahwa kita bisa bekerja sama.
Persatuan dalam satu wajah sudah cukup untuk kita dan tidak perlu kita mendekatkan lagi.
Biarlah mata kiri berada di tempatnya dan mata kanan berada di tempatnya pula.

Entahlah...
Aku tidak tahu sampai kapan kerinduan itu bisa terbayarkan dengan perjumpaan.
Aku juga masih senang menyimpan kerinduan sampai aku tersimpan dalam persegi panjang kematian.

Sabtu, 12 September 2015

Pengetahuan yang Cerdik

Aku berhak menuntut pengetahuan karena dia telah bersalah dengan menyembunyikan banyak hal dariku.

Berkata bangga terhadap diri memang mandat yang layak dilaksanakan. Tubuh sudah sangat haus pujian. Dahaga yang berbulan-bulan bisa membuat kepuasan jiwa tak terpenuhi bahkan diambang kelaparan. Mungkin akan mendekati kematian jika sanjungan tidak segera datang.

Tapi tunggu dulu...
Sebangga apakah dirimu dengan pengetahuan yang masih terus saja menjadi sebuah rahasia yang tidak bisa kamu buka?

Dunia sudah dipenuhi pengetahuan dan bahkan jumlahnya akan lebih banyak dari helai rambut penghuni alam semesta. Bahkan jika alien itu ada dan memiliki rambut, tetap saja pengetahuan itu lebih banyak jumlahnya.

Pengetahuan juga punya pengetahuan dan kamu pun juga punya pengetahuan. Namun jangan pernah bingung jika pengetahuan mempunyai jumlah pengetahuan yang lebih banyak dari pengetahuanmu.

Jumat, 11 September 2015

Berbeda dan Berhadapan tetapi Tumbuh

Tiga inti yang selalu kunanti dan kucari. Entah sampai saat ini sudahkah terjadi ataukah hanya menjadi sebuah mimpi tanpa bangun pagi. Tidur selama-lamanya dan mimpi untuk selama-lamanya.

Berbeda
Berhadapan
Tumbuh Bersama

Sudah aku bayangkan hal itu bisa terjadi tetapi pembayangan hanyalah pembayangan tanpa kebenaran. Mungkin hanya akan menjadi kebenaran di dalam kepala sedangkan yang di luar hanya kebohongan kebenaran.

Berbeda itu sudah jelas. Siapa yang memiliki kesamaan semutlaknya? Pertanyaan itu hanyalah pertanyaan yang hanya akan terus menjadi pertanyaan. Perbedaan memang terus lahir dan kelahiran yang satu akan membuat kelahiran yang lainnya menjadi saling berhadapan. Bertatap muka untuk saling melihat komposisi wajah yang sebenarnya.

Lalu akankah masih bisa tumbuh?

Kamis, 10 September 2015

Menghadapi Diri Sendiri

Setiap hari adalah menghadapi diri sendiri sebelum akhirnya harus menghadapi orang lain. Seperti di dalam tubuh masih ada banyak tubuh. Mereka bisa saja saling berbeda untuk mempengaruhi satu tubuh yang harus bertindak dan berhadapan dengan orang lain.

Sebelum berbicara banyak untuk menghadapi yang sedang berhadapan dengan dirimu. Pantas jika harus berhadapan dengan diri terlebih dahulu. Namun jika kamu memang ingin menghadapi yang berhadapan dengan dirimu dengan rasa bingung dan tidak yakin, kamu boleh saja melakukannya.

Akan tetapi hal tersebut sama saja dengan membunuh diri secara perlahan. Apa yang telah kau pertontonkan bisa saja mempengaruhi panggung pertunjukanmu. bahkan sampai pementasan itu usai, kamu hanya menjadi manusia lemah terhadap dirinya sendiri tetapi mencoba kuat padahal sama sekali tidak terlihat.

Sekarang aku juga bisa memilih untuk menghadapi siapa terlebih dulu.

Rabu, 09 September 2015

Masih Daging Manja

Jika berkarya hanya untuk dipuja. Bagaimanakah nasib karya yang coba kau hidupkan? Apakah dengung suaranya masih menggetarkan gendang telinganya sementara kata-katanya terlontar manis untuk memujimu. Tetapi semua itu adalah wajar saja. Daging manja masih butuh belaian mesra dari para penikmatnya.

Pujian membuatku terbang melayang dan aku takut berujung pada hilang. Pujian membuatku menjadi pusat perhatian sampai aku takut dan mempertanyakan perhatianku sendiri pada kehidupan. Pujian membuat banyak orang terpesona lalu akhirnya lupa melakukan apa-apa. Pujian hanyalah puncak dari bangunan yang sudah kamu dirikan. Mereka tidak juga tahu bagaimana kamu menyembunyikan segala bata-bata dan besi-besi yang mendasarinya.

Manusia hanya daging manja yang kurang askese yang katanya itu hanya bualan belaka dan pelarian yang tidak tahu sampai mana arahnya dan tujuannya. Sebenarnya pendapat itu juga bualan belaka yang tidak tahu tentang makna sebuah perjalanan.

Terus saja berjalan daging manja. Menikmati pujian dan tidak terbenam juga askese yang luar biasa hebatnya.

Selasa, 08 September 2015

Tandanya Tanda Tanya

Jika segala yang aku miliki saat ini adalah hasil dari keringat orangtua. Tandanya diriku adalah tanda tanya.

Berlindung di bawah nauangan orangtua begitu nyamannya. Bahkan banyak orang tak hendak enyah dari tempat tersebut. Tetapi lama-lama semua juga akan sirna dan aku sendirilah tuan dari segala hidupku. Segala hormat dan hujatan yang ada akan berinteraksi langsung dengan hidupku. Sudah selayaknya kenyamanku adalah segala jerih payahku bukan keringat hidupnya.

Jika kamu masih berlindung di tempat maha nyaman itu, kamu juga masih tanda tanya dan sampai kapankankah tanda itu akan berseru bahwa kamu bisa hidup sendiri karena kamulah tuan dari hidupmu.

Jangan biarkan tanda tanya tersebut tetap menjadi tanda tanya yang tidak terjawab. Jawablah dengan berseru. Mungkin saja kamu akan mencoba menikmati keringatmu sendiri.

Senin, 07 September 2015

Mungkin Saja Dia Asupan Giziku

Asupan gizi membuat energiku pulih kembali. Setiap asupan gizi masuk ke dalam tubuhku yang lesu maka saat itu pula dialah yang sangat berharga bagiku. Tanpa asupan gizi mungkin tubuhku renta dan aku tidak berdaya. Aku butuh energi yang mampu menjadi bagian hidupku untuk menggerakkan seluruh kemampuanku.

Jika kamu adalah asupan giziku. Jiwaku akan lelah dan tidak berdaya untuk berpetualang. Kamulah sumber energiku dan penggerak bagian-bagian yang tidak bisa kujelaskan letaknya atau terkadang fungsingnya juga tidak bisa kubeberkan.

Aku semakin yakin bahwa kamu benar-benar asupan giziku yang membuatku tumbuh dan berkembang.
Lalu apakah aku tidak akan tumbuh dan berkembang jika asupan itu tidak ada?
Berapa lama aku bisa bertahan sebelum daging akan terlepas dari tulang secara tidak terlihat?

Mungkin saja kamu asupan giziku untuk melewati dan menikmati hari-hariku.

Minggu, 06 September 2015

Jangan Berlaku Kalah

Pemenang tidak selamanya akan menang di mata dunia. Manusia bukanlah dewa yang berkuasa dan tiada tandingannya. Manusia juga bukanlah kekuatan dasyat yang tak lekang oleh usia. Semuanya sanggup berubah dalam kedipan mata ataupun secepat mengerutkan dahi. Kekalahan di mata dunia sudah menjadi hal yang biasa dan tidak perlu dijadikan luar biasa.

Apakah menang dan kalah penting bagi kedalaman jiwa?
Jawabnya bisa saja menjadi sangat penting bagi keberadaan jiwa-jiwa yang lapar akan keberadaannya.

Jika kalah di mata dunia sudah menjadi hal biasa. Mengapa engkau terus saja berkata ingin selalu menang.
Sebenarnya jika engkau menang di mata dunia itu hanyalah hadiah dari menangnya engkau di mata jiwa sendiri.

Boleh kamu kalah di mata dunia tetapi kamu harus selalu menang di mata jiwamu. Apalah faedahnya jika kamu terlihat menang di mata dunia tetapi jiwamu sendiri terkulai kacau dan tidak berdaya karena semuanya hanyalah kekalahan yang terbingkis rapi.

Selalu buat diri menang. Jangan berlaku kalah. Menangkan kedalaman jiwa. Dunia tidak tahu kemenanganmu tetapi akan merasakan hadiah kemenanganmu.

Sabtu, 05 September 2015

Memuja Sebuah Hari Sebelum Berganti

Aku perlu mempersiapkan beberapa hal untuk pemujaan. Hari ini memang layak untuk dipuja karena hari ini telah memuja diri yang membutuhkan pujaan.

Pada sebuah hari aku terbaring karena pada berbuah-buah hari yang lainnya aku tidak bisa menikmati nikmatnya berbaring. Sebuah hari menjadi hari berharga karena aku dan hari saling memuja. Aku benar-benar menikmatinya sebelum hari berganti.

Sebelum hari-hari yang membosankan menghampiri. Sebelum hari-hari yang penuh tuntutan atau terpaksa aku tuntut sendiri. Sebelum hari-hari tidak kenal ampun untuk mengajak setiap pribadi berdiri.

Bertarung dengan kuatnya mesin. Berputar bersama jarum jam. Tersengat bersama tanah. Menatap gelap dengan bayangan wajahmu di hari bukan hari ini.

Sudah pantas dan selayaknya hari ini dipuja sebbelum berganti.

Jumat, 04 September 2015

Khawatir Keadaanmu di Darat

Apakah aku masih boleh mengkhawatirkanmu?

Aku sekarang memang di laut dan tidak ada salahnya aku rindu darat. Di laut memang tidak boleh lengah apalagi aku tidak bisa berenang. Sekarang ombak juga sangat besar, bahkan terpaan ombak membuat bunyi yang mengganggu telinga. Bunyi yang bisa mengusik kenyamananku.

Tetapi aku memang sedang berjuang di laut. Aku ingin menjelajah walaupun lautan memang tidak banyak berbeda kecuali suatu kali aku bisa melihat darat. Tempat di mana aku bisa menjumpaimu tetapi mungkin menjadi hal yang tidak kamu harapkan.

Sekarang aku sedikit tidak mengkhawatirkan lautku. Aku lebih mengkhawatirkan darat.

Dulu aku tahu apa yang terjadi dengan darat. Sekarang berita tentang itu tidak pernah kudapati. Seandainya saja darat masih saja memberi kabar dan sudah pastilah lautan akan mendengar.

Kamis, 03 September 2015

Seperti Serdadu yang Berperang Sebelum Berperang

Serdadu akan berperang dan sekarang di kepalanya perang hebat sudah terjadi. Apa yang membuatnya berperang? Sebelum perang pastilah sudah ada perang.

Kepala memang menjadi tanah lapang yang setiap orang bisa melakukan apa saja di sana. Banyak yang sudah melakukan perang sebelum perang terjadi. Jika kamu merasakan demikian berarti kepalamu masih berfungsi dan kamu masih manusia.

Seberapapun hebatnya perang pada hari esok, perang hari ini di kepalamu jauh lebih hebat. Jika kamu hari ini bisa berperang dengan baik, hari esok juga bisa menjadi hari yang baik. Walaupun tidak ada jaminan yang sempurna untuk hari esok.

Peperangan di dalam jauh lebih dahsyat daripada peperangan di luar dan hari ini lebih menakutkan daripada hari esok. Hari ini adalah hari pertamamu berperang sebelum memikirkan peperangan yang terjadi pada hari esok. Aku ingin melakukan hari ini bersamamu sebelum hari esok yang tidak kita tahu.

Rabu, 02 September 2015

Lupa Kemarin Sedikit Mungkin

Masihkah kamu ingat hari kemarin? Lupa atau kamu ingin melupakan memang sedikit mungkin. Apalagi kita sudah membuat kisah pada hari kemarin. Sekarang kita masih membawa kisah itu walaupun kita sudah memiliki ruang masing-masing. Aku di sini dan kamu di sebelah. Tidak jauh memang tapi kita sudah sedikit terpisah. Mungkin.

Aku hanya ingin kamu baik-baik saja di ruang sebalah dan aku juga akan baik-baik saja di ruang ini. Seandainya tembok pemisah yang sebenarnya kita sendiri yang membangunnya bisa roboh.

Kita memang bisa membangun tembok pemisah pada hari kemarin tetapi merobohkannya pada hari ini kita tidak bisa. Aku pun tidak tahu penyebabnya.

Kamu masih ingin membuat kisah?
Kamu masih ingin berkeluh-kesah?
Kamu masih ingin menatap?
Kita masih ingin...

Selasa, 01 September 2015

Hidup untuk Mecari Musuh

Pencarian yang panjang dan akhirnya aku temukan musuh. Dia tidak pernah binasa karena selalu bergelayutan dalam hidup setiap jiwa.

Hidupku aku persembahkan untuk pencarian. Mencari musuh sebanyak-banyaknya karena seiring berjalannya waktu, musuh akan bertambah banyak. Dia tidak jauh-jauh dari hidup setiap manusia. Bahkan setiap detik pun musuh tetap membayang dan mengganggu.

Sebenarnya tanpa ada pencarian pun musuh akan datang tetapi berkat pencarian, aku semakin sadar bahwa musuh memang ada dan dia tidak bisa binasa. Namun semua orang bisa menjinakkannya. Selama hidup masih ada, musuh tidak akan binasa karena dia hidup bersama kehidupan.

Musuh itu sudah bersatu dengan diri yang terbentuk lama dan harus menghadapi hidup yang tidak selalu sama. Musuh masih bersemayam dan mencarinya adalah tugas mulia selama hidup masih ada.