Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Kamis, 26 Mei 2016

Berlaku Adil

Lebih baik kamu tidak lagi mengejarnya karena dia sudah tidak ingin kamu tangkap. Bila kamu mengejarnya tentu ini akan melelahkan untuknya karena dia juga akan terus berlari. Berhentilah mengejarnya. Biarlah dia berjalan seperti biasa lagi.

Biasanya dia memang berlari namun sebenarnya dia tidak sungguh-sungguh berlari. Dia menginginkan suatu ketika tertangkap oleh pengejar itu. Supaya semuanya berlangsung dramatis. Supaya menjadi cerita yang menarik. Dia melakukannya. Begitulah dia memainkan perannya.

Jadi bukan lagi saling menangkap karena dia punya cara sendiri untuk menangkap. Dikejar.

Tragis. Suatu hari dia memang ingin sungguh-sungguh  berlari. Pengejar memang tidak mengenal lelah dan dia terus saja berlari untuk mengejar. Dia pun berlari semakin kencang dan pengejar pun berlaku sama. Sampai suatu saat pengejar menjadi sadar bahwa keringat orang yang dikejar mengalir deras pada tanah. Jejak kakinya menjadi sangat jelas. Pengejar memahami bahwa dia sudah lelah.

Akhirnya pengejar membiarkan dia berjalan seperti biasa lagi dengan tidak mengejarnya. Komedi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar