Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Senin, 16 Mei 2016

Tidak Perlu Basa-basi untuk Bangun

Mengawali dengan basa-basi. Sudah sangat basi. Segeralah berlaku sebelum tercium bau yang tidak sedap itu. Basi!

Kisah seorang remaja yang sudah mengijak kepala dua kadang masih terinjak-injak dengan sesuatu yang tidak seharusnya bisa mengijak. Kata pepatah jaman dulu yang masih belum terpatahkan bahwa sudah terlampau banyak makan garam di laut.

Seandainya batu di depanmu bisa menghafal. Tentu dia sudah hafal di mana kamu berdiri dan ke mana kamu akan melangkah. Setiap pagi dan setiap hari. "Kamu selalu seperti itu," ujar batu itu. Selalu saja basa-basi padahal hal itu bukanlah hal yang baru lagi. Kamu pura-pura mengangkat kaki tetapi tidak segera melangkah. Kadang juga harus pura-pura tersandung.

Layaknya kamu jatuh dan terus merasa jatuh? Itu bodoh! Walaupun kadang menjadi bodoh adalah kegembiraan di masa-masa seperti ini.

Kamu sudah mengalaminya ini berulangkali tetapi kamu masih saja berulangkali kesulitan bangun lagi. Mungkin dia yang terbaik dari yang pernah ada. Akan tetapi yang terbaik adalah bangun lagi bila saja dia memilih pergi. Mungkin tidak kembali. Mungkin lupa. Mungkin apa saja. Segala kemungkinan ada. Mungkinkah ini bagain dari sandiwaranya karena berulangkali dia memainkan drama ini secara luar biasa. Pasti dia tetap sama! Pasti dia selalu ada. Kemustahilan itu sudah terpatahkan hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar