Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Rabu, 14 Oktober 2015

Matahari dan Bulan Tidak Pernah Bosan

Mengapa mereka tidak pernah bosan. Mungkinkah kutukan yang membuatnya selalu demikian. Pagi lalu malam. Muncul lalu tenggelam. Datang lalu hilang. Satu hari kurang lengkap tanpa mereka. Tanpa mereka yang muncul dan tenggelam. Tanpa mereka yang datang dan hilang. Tanpa mereka yang menyengat dan temaram.

Sebenarnya ini kutukan ataukah memang seharusnya demikian. Bila mereka tidak melakukan hal yang demikian. Apa yang mereka bisa lakukan. Berjuta-juta waktu orang telah melihatnya demikian. Berjuta-juta waktu mereka tidak pernah bosan. Bisa juga mereka bosan tetapi itulah yang bisa mereka lakukan. Mereka melakukan dan melakukan.

Waktu dan jarak tidak pernah membatasi. Bahkan ruangan mana yang mereka huni juga tidak aku ketahui. Mereka mungkin bosan. Seandainya ada yang bisa menggantikannya. Akan tetapi mereka hanya satu. Satu saja. Tiada yang lainnya. Sengatnya hanya satu. Sang temaram juga hanya satu.

Bosan. Kadang aku yang melihatnya bosan. Tetapi ketika aku kehilangan sengatnya. Aku kebingungan. Aku pun kebingungan bila tidak ada yang temaram di saat malam-malam harus berjalan. Bosan. Mereka bosan. Aku bosan. Bila aku tahu hanya ini saja yang aku lakukan. Laiknya matahari dan bulan. Aku akan melakukan. Hanya ini. Akan tetapi tidak tergantikan. Selamanya. Setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar