Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Selasa, 06 Oktober 2015

Rambatan Membuka Kepala

Dalam sepi semuanya merambat. Tidak perlu tertambat ataupun terhambat karena lebih baik terus merambat. Terkadang menyususri tepi atau mengikuti jejak kaki. Kadang melintasi tanpa henti. Kadang harus merayap dan dengan lahap menikmati. Kamu telah membuat rambatan. Rambatan yang membuka kepala.

Perempuan pernah menghardik pintu ruangan yang hendak tertutup. Dia mungkin hanya menatap dan mengerling atau mengernyitkan dahi. Biarlah. Menyeringaipun aku tidak menolak. Dia yang membuatku tidak menjadi menutup pintu ruangan yang penuh syaraf. Akhirnya kuputuskan untuk membuka dan merambat lewat perempuan itu.

Rambatan-rambatan yang menggelayuti syaraf dan memerintahku dengan paksa untuk mencari sesuatu yang belum pernah ada di kepala. Mengingatkanku pada hal yang terlupa dan kulupakan. Syaraf-syaraf yang energik berdetak seperti jantung. Berdenyut seperti nadi. Tidak teratur tetapi itu semangat.

Lihatlah. Rambatan yang harus dirambati. rambatan yang membuka kepala. Mungkin kunci ruang rahasia telah tertemukan. Saatnya menjelajah dan berpetualang untuk mencari yang mungkin tidak kamu cari. Bersama pencipta rambatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar