Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Minggu, 20 September 2015

Dari Dalam Tembok

Mari sejenak tidak merasa nyenyak. Tidak merasa enak. Tidak pula menjadi kanak-kanak. Kisah dari dalam tembok mengatakan itu semua dan dibalut dengan indahnya dan mulianya. Katanya kisah di dalam tembok adalah kisah yang agung dan sekarang aku harus termenung untuk merenung lagi tentang kisah dari dalam tembok.

Di dalam tembok memang akan lebih sempit daripada di luar tembok. Akan tetapi belum tentu juga kisah di dalam tembok akan lebih sempit dari kisah di luar tembok. Pernah suatu ketika membayangkan banyak orang di luar tembok mengganggap bahwa mereka ada di dalam tembok dan ingin menuju ke luar tembok yang sebenarnya di dalam tembok.

Tembok telah membagi cara berkata walaupun dunia tidak pernah terbagi. Beruntung bisa menikmati di dalam tembok maupun di luar tembok. Menikmati yang katanya di luar tembok tetapi ternyata di dalam tembok dan menikmati yang katanya di dalam tembok padahal itu adalah di luar tembok.

Merobohkan tembok bukan jaminan pembuka cakrawala tetapi merasakan dalam dan luar tembok bisa jadi pilihannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar