Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Minggu, 09 Agustus 2015

Pandangan Pertama dan Pengaruh Selamanya

Kamu melempar hebat bola yang ada dalam genggaman tanganmu. Saat itu juga kamu melempar pengaruhmu padaku. Sepertinya pengaruhmu yang membuat beberapa orang terpesona dengan kemampuan kedua tanganku.

Pertama kuinjakkan kakiku kulihat dirimu sedang asik memainkan si kulit bundar di lapangan itu. Kauikat rambutmu dan kautusuk dengan sesuatu. Pemandangan paling indah di hari itu. Seulas senyummu dan tawamu kepada kawan-kawanmu terekam oleh kepalaku. Mungkin menyentuh rasaku.

Pengaruh pertamamu membuat tangan kiriku yang semula mati. Sekarang mulai hidup. Setidaknya aku bisa menuliskan kata-kata dalam sebuah buku dengan kombinasi dari kedua tanganku. Memang benar sensasinya sangat berbeda. Nuansanya begitu terasa. Aku pun mulai bisa menggoreskan warna pada kertas dengan bentuk-bentuk yang seadanya. Tak terasa sudah 8 tahun aku menggunakan tangan kiriku walaupun masih terbata-bata. Kuingat tahun pertama itu membuatku seperti anak kecil yang belajar menulis angka dan abjad.

Di tempat yang dulu pernah kita singgahi selama 3 tahun. Aku terasa sangat malu bila berpapasan muka denganmu. Rasanya selalu ingin menghindar walaupun beberapa kali tatapan itu juga tak terhindarkan. Seandainya sekarang kau ada dihadapanku, sudah pasti kucubit kuat-kuat pipimu tapi dengan seizinmu tentunya.

Ada kalanya aku mengganggu hidupmu. Ingatkah saat pagi aku datang kerumahmu dan kurasakan takut luar biasa hanya untuk memintamu memindahkan tulisan dalam buku menuju lembaran elektronik.

Aku juga pernah memberi sesuatu yang sangat seadanya dengan segala kemampuan yang aku punya. Mungkin itu juga sudah masuk ke dalam keranjang berisi benda-benda yang hendak dibuang. Sebenarnya itu hanyalah awal dari ucapan terima kasihku atas pengaruhmu walaupun kamu tak berniat mempengaruhiku.

Setelah 3 tahun itu. Aku tak lagi menatapmu dengan rasa malu dan takutku karena tatapan nyata memang tak ada. Tapi kamu juga tak hilang dari tatapanku. Pengaruhmu telah menjadi bagian dalam diriku yang tak akan kulepaskan.

Banyak kisah dan kurasa tak akan kukisahkan semua. Terpenting ucapan terima kasihku bisa sampai ke dalam relung hatimu teman. Selamat Ulang Tahun.
Semua doa baik yang kau minta akan terkabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar