Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Minggu, 30 Agustus 2015

Kehilangan Hari Minggu

Apa yang membuat hari minggu begitu berbeda? Mengapa dia berwarna merah? Mengapa pemalas semakin banyak?

Aku pernah mengalami minggu yang tak terhitung jumlahnya dan aku memang tak ingin menghitungnya. Minggu bukanlah matematika yang aku benci dan minggu bukanlah kata-kata yang mengucapkan makna dan maksud karena aku sendirilah yang memberi makna dan maksud pada hari minggu.

Bukan untuk mematikan hari minggu tetapi hari minggu akan hidup dari makna dan maksud yang setiap orang buat. Biarlah minggu berkata-kata sesuai intensi dari pelaksana hari-hari yang pasti mengantar pada hari mati.

Mempertanyakan hari minggu yang berbeda adalah kesalahan dan aku ingin bersalah. Oleh sebab itu aku mempertanyakan. Namun minggu menjadi berbeda karena telah dibuat berbeda dan sekarang aku akan memberi warna sendiri pada hari-hariku. Aku akan menempelkan sebuah kertas baru untuk menutup merah dan menggantinya dengan warna yang biasa.

Mungkin itu bisa menjadi jalan untuk memulangkan malas ke alamnya? Padahal alam rasa malas ada di dalam setiap jiwa. Lebih baik aku menikmatinya. Minggu tidak ada hubungan dengan malas tetapi makna dan maksud hari minggu berhubungan dengan setiap jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar