Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Minggu, 23 Agustus 2015

Tunggulah Panen dengan Merawat karena Menanam

Suatu hari aku pernah mendengar perumpamaan tentang yang menanam dan yang memetik. Lebih-lebih berulang-ulang aku mendengarnya. Tak terasa sudah lama aku tak mendengarnya. Beruntunglah aku masih setuju dan mengucapkannya. Aku berjanji suatu saat nanti aku akan mendengarnya lagi. Terlebih akan mendengarkan dan menyimaknya dalam-dalam.

Aku telah berjanji di botol minumanku yang tidak terlalu tinggi kadar alkoholnya bahwa aku akan kembali sebelum Engkau memanggilku. Agustinus telah mengatakan kepadaku lewat sebuah buku tebal yang dibelikan ibukku ketika aku setiap hari masih mendengarkan kata-kata-Mu. Buku itu mengatakan bahwa Agustinus ingin dijadikan murni tapi tidak sekarang.

Aku sekarang sedang meminta berkatmu walaupun aku sangat jauh dari padamu dan aku yakin bahwa  Kamu tak menjauhiku. Semoga aku bisa memetik untuk memanen dari hal baik yang sudah aku lakukan. Mungkin aku terdengar berengsek tapi menjadi berengsek pun tak selamanya berengsek. Aku teringat lagi tentang seorang ayah yang jahat tetapi tak mungkin memberi ular kepada anaknya yang meminta roti.

Semua masa laluku masih terpatri kuat di dalam diriku dan tak mungkin akan tercabut. Oleh sebab itu aku mengatakan bahwa aku akan kembali. Aku pasti kembali. Jangan tinggalkan aku. Aku meminta kepada Kamu dan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar