Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Sabtu, 10 Oktober 2015

Merintihlah dengan Nyaring

Tidak semua bisa membuatku tertawa lepas karena kegembiraan tidak ingin segera kulepas. Aku masih ingin menyimpannya. Mencarinya bukan hal yang mudah bukan? Tidak semua kepenatan tidak ingin segera kulepaskan karena dia bukanlah tawanan yang layak mendapatkan kebebasan. Aku masih menyimpannya. Bila kepenatan tidak ada kadang aku menjadi kebingungan.

Begitulas setiap aku dan kamu punya cara sendiri untuk melepaskan sesuatu. Ada yang gemar melepaskan sesuatu lalu mencarinya lagi. Bagiku itu terlampau cepat bila belum tuntas dinikmati. Bukankah perjalanan hidup adalah kenikmatan. Akan tetapi benar pula bila bagimu perjalanan hidup adalah pencarian.

Dalam satu keadaan yang paling sulit pastilah aku akan merintih. Bukankah merintih dan sedikit meratap adalah hal yang wajar dan menjadi bagian dari manusia.

Saat-saat seperti ini, aku hanya ingin merintih dengan nyaring. segala lara tidak cukup diselesaikan dengan merintih. Aku perlu merintih nyaring untuk melahirkan karya dari lara. Bukan hal yang salah bukan? Setiap orang berhak melahirkan sesuatu dari perasaannya dan itu tidaklah keliru. Akan menjadi salah bila hanya tertahan pada rasa tanpa karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar