Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Jumat, 10 Juli 2015

Pengap dan Pengar di Ruang Kepala

Sebelumnya ruang kepala kosong tak berpenghuni. Seiring waktu yang tak pernah lelah dia telah banyak dikunjungi dan ditinggali. Ruang yang kosong menjadi gaduh tanpa kompromi. Pengunjung beragam dan tingkahnya bermacam-macam. Dia juga seenaknya sendiri mendatangi tiap-tiap bilik di kepala dan pergi meninggalkan jejak yang tak terdeskripsi. Sedangkan penghuni punya tingkahnya sendiri hingga saat ini.

Dulu ruang itu kosong dan begitu tenang. Ruang itu hanya terisi kegembiraan permainan yang tak beresiko. Lari-lari dan bercanda hanya memerlukan mulut yang menganga tanpa logika. Ruang itu hanyalah bagian kecil yang manja untuk duduk tenang di atas leher.

Terkadang kerinduan datang tanpa kuundang. Kurindukan ruang lenggang yang tak begitu penuh dengan persoalan. Aku menjadi heran ketika sebuah ruangan menampilkan berbagai hunian dan penghuninya. persoalan timbul dan tak terkontrol. Rupanya aku belum bisa menjadi tuan atas ruang itu.

Menghentikan kekacauan menjadi tugasku. Menatanya untuk menjadi ruang yang istimewa. Mendambakan ruang yang tak pengap dan melepaskan pengar dengan cepat. Aku ingin menambahkan lebih banyak lagi isinya tetapi ruang itu tetap bisa menjadi ruang yang nyaman selayaknya dulu dan selayaknya manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar