Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Jumat, 17 Juli 2015

Sedingin Air Membekukan Rasa

Aku tahu bahwa kamu sedingin air membeku
Tapi air membeku masih bisa mencair
Tunggu waktunya akan tiba
Tinggal kualirkan hawa panasku
Bahkan kutub utara pun akan merestui

Aku melewati jalan terjal berkelok untuk sampai pada puncak gunung. Kuajak kamu ke tempat itu untuk merasakan dinginnya. Sama sepertimu. Imajinasiku menyeretmu ke tempat itu. Ketika kulit tipismu harus tertusuk-tusuk dingin yang mendinginkan. Kamu tak bisa bergerak dan hampir beku dan aku hampir tak bisa menolongmu. Diriku pun butuh pertolongan.

Kamu tampak ingin melompat. Padahal aku yang ingin melompat ke jurang yang dalam. Kamu mungkin merasakan betapa hebatnya pertarungan di dalam hati manismu. Sepertinya pahitku telah merasuk ke dalam kemanisanmu. Kamu menjadi tidak lagi seperti yang dulu. Seperti yang sekarang tapi tidak kuinginkan apalah artinya bagiku. Padahal bagimu itu yang sangat berarti.

Kamu telah pergi ke jalan yang menurun dan merasakan kebebasanmu sedangkan aku masih tersangkut di puncak gunung. Ternyata kamu menurun untuk terbang ke langit-langit setelah aku mencoba menuruni turunan itu. Kamu mengenakan parasut dan aku menggunakan mata untuk tetap mengamatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar