Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Sabtu, 08 Agustus 2015

Geronyot Jantungku Menatap Wajahmu

Malam ini menatap wajahmu aku tak mampu.
Marilah kita saling menunduk dan berlomba meneteskan air mata.

Kita terpisah dan bersatu karena sebuah meja. Mungkin hanya punggung kita yang merasa kecewa karena tak bisa saling menatap dan menyapa. Lampu yang temaram menambah suasana yang tak tahu berada di ruang mana. Semua bercampur dan tersembunyi di dalam diri kita masing-masing.

Hanya raut wajahlah yang menjadi penanda suasana hati kita. Sudah tak bisa lagi berucap tapi di dalam sedang berkata-kata. Tanpa titik dan koma. Penuh dengan tanda tanya tentang sebuah hubungan yang tidak bisa tergambarkan lewat untaian kata dalam paragraf deskriptif.

Geronyot jantungku menatap wajahmu. Mungkin kamu pun begitu karena kita sedang dalam situasi yang sama dan raut muka yang tak ada bedanya.
Marilah berlomba kita meneteskan air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar