Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Jumat, 24 Juli 2015

Takjub Mengintai Penuaan Ketakutan

Seperti anak kecil yang terkejut kakeknya menjadi seperti anak kecil.
Seperti kakek yang cucu kecilnya sering terkejut dan takjub.

Takjub telah menjadi gula dari si kopi kental manis yang tak bisa dipisahkan lagi dari hidup. Seperti nikmat menyeruputnya di pagi hari saat matahari yang tak kutahu dari mana datangnya. Ketika terbit sudah berdandan layaknya datang ke sebuah hajatan. Datang juga bulan di saat malam yang tiba-tiba memancarkan cahayanya yang agak buram namun tetap kulihat lekuk cangkir kopiku tadi pagi yang masih menghiasi meja teras tak beratap.

Semakin malam. Semakin ketakutan melanda. Aku tak takut gelap tapi merasa semakin malam akan semakin banyak yang harus kupertanggungjawabkan. Apalagi malam-malam telah berlalu dan pasti datang lagi di waktu yang tak bisa terhindarkan. Aku mengalami penuaan dan ketakjuban tak henti-hentinya datang untuk memberhentikan lamunan malam.

Aku pun takjub melihat penuaan ketakutan yang tak semakin renta tapi semakin menjadi dan kuat. Lalu berkuasa. Ketakutanku telah ditopang pilar-pilar beton yang tak bisa dirobohkan. Aku takjub merasakannya. Mungkin kamu juga.

Aku takjub melihat ketakutan tidak segera mati. Bahkan mungkin sampai kematian pemilik ketakutan itu datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar