Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Kamis, 30 Juli 2015

Terperangkap Merasa Kekecilan

Aku masuk ke dalam ruang yang amat besar. Tak kulihat batas dan tak kulihat sudut. Aku melangkahkan kaki tapi tak juga kutemui ujung. Kupandangi sekitar tapi tak kutemui apapun. Tak ada apapun di sekitar. Di atas pun tak ada langit dan di bawah pun tak ada tanah. Di segala penjuru hanya putih ataukah kuning yang menyilaukan. Hanya diriku sendiri saja yang dapat kulihat. Tubuhku saja. Jelas jiwaku tidak kulihat.

Pernahkah merasa kebesaran? Menjadi diri paling besar hingga semua yang di sekitar adalah kecil dan merasa ruang gerak terlalu sempit. Padahal jiwa sendiri saja belum bisa dilihat. Pikiran juga masih belum bisa meloncat dari kepala. Bahkan hanya tertunduk dan meringkuk di pangkal leher. Hanya tubuh. Seonggok tubuh. Hanya balutan daging pada tulang.

Tidak pernah tahu juga siapa yang mencoba menangkap diri dengan membuat perangkap. Sepertinya ruang ini masih terlalu besar untuk diri yang sangat kecil. Hanya setetes air di lautan. Tak pernah kusangka ada yang merasa kekecilan dengan semuanya. Mencintai hal kecil pun mungkin tak sanggup. Lalu kenapa ada yang merasa kekecilan.

Aku justru merasa teramat kebesaran dan ingin memulai dari sesuatu yang kecil. Cinta dari hal kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar