Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Minggu, 05 Juli 2015

Terlukai tetapi Tidak Terkulai

Mengungkapkan isi diri yang terlukai tidak mungkin akan terhenti. Isi diri tidak diatur diri lainnya karena hanya dirilah yang mengatur dirinya sendiri. Bukan menganggap diri lain tidak bisa mempengaruhi diri. Akan tetapi semuanya tergantung diri sendiri seberapapun besar pengaruh diri yang lain.

Aku memang mengakui bahwa diri ini tidak mungkin menjadi diri sendiri tanpa diri lain. Aku juga tahu bahwa unsur pembentuk diri ini adalah diri lain karena pada mulanya diri ini adalah diri yang tak punya diri. Walaupun kamu mengelak tentang diri tapi percayalah bahwa diri ini senantiasa bergejolak untuk menjadi diri ke diri yang selanjutnya. Aku mengatakan tentang perkembangan diri menurut diriku sendiri.

Aku pernah terlukai karena diri ini memang menghadapi sesuatu yang bisa melukai. Namun, aku juga heran tentang diri yang membuat seolah-olah diri terlukai padahal tidak ada yang melukai. Diri terkadang berbuat sesuatu melebihi kenyataan yang dihadapi oleh diri. Begitulah romantisme diri yang membuat halaman-halaman yang lebar daripada merasakan rumah itu sendiri.

Aku pun belajar dari diri yang terkadang semaunya sendiri. Kadang diri ini ingin terkulai karena terlukai. Diri ini ingin merasakan diri yang tak berdaya dan menjadi diri yang ingin merasakan sakit sekali atau tidak sama sekali. Rupanya diri ini ingin hidup total pada keadaan yang sedang dihadapi. Akan tetapi aku ingin berusaha tidak terkulai walaupun terlukai. Aku masih ingin menjadi diri yang selanjutnya. Bukan diri yang merapuhkan diri sendiri seperti saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar