Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Selasa, 28 Juli 2015

Nestapa Dirundung Rasa Malu

Tersandung batu karang. Tapi tak jatuh karena tanganku kau raih. Melewati gerigi batu karang bersamamu. Sakit tapi tidak terlalu seperti ketika kusendiri. Dayamu seperti imunisasi yang mengebalkan tubuhku. Tak jadi jatuh dan tidak kesakitan.

Harapanku besar untuk menyusuri karang di pesisir pantai itu bersamamu. Aku menikmati deburan ombak yang tidak sampai mengusap kulitku. Semilir angin pun layak kupuji karena belaian mesranya di helai rambutmu. Lalu terkibas-kibas dihadapanku. Mau kutangkap rasanyanya.

Tak berselang lama. Aku hampir terjatuh tapi kau menolongku lagi. Aku pun mengelus kebaikan tanganmu. Cantik rasanya lentik jemarimu. Lalu kupegang erat sembari perjalanan ini terus kunikmati. Ternyata semua rasa ini mampu mengusir sakit pada telapak kakiku. Menginjak karang seperti menginjak pasir.

Sepanjang perjalanan kunikmati itu dan ternyata pertolonganmu begitu besar. Uluran tanganmu tak pernah kulupakan sedangkan sekarang tanganku tak menggenggam lagi lentik jemarimu. Nestapa dirundung rasa malu karena kebaikanmu di masa lalu yang menyentuhku dan kurindukan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar