Monster dan Kasih Sayang

Monster dan Kasih Sayang
Masih Menghisap Kasih Sayang Ibu Padahal Sudah Menjadi Monster

Kamis, 23 Juli 2015

Sikap Tepat Beda Gaya

Tersadar seketika ketika kesadaran dengan mudah direnggut oleh khayalan. Padahal ini bukan khayangan dan masih kenyataan. Melihat sekitar seperti warna yang beraneka dan sanggup memiliki kombinasi tak terbatas jika jeli melihatnya. Perbedaan memang merajalela namun tetap harus santun terhadap yang lainnya.

Jika mengatakan kesamaan. Bukankah itu hanya celoteh belaka. Perbedaan adalah realita dan bagaimana bisa saling menghargainya. Begitu juga sikap manusia yang tak terhingga banyaknya. Seorang pribadi saja dapat bersikap begitu banyaknya walaupun memiliki kadar yang berbeda dari sikap yang utama dan sering dipakai.

Ada yang bangga dengan selera humornya, ada yang pendiam dengan ketulusan merpatinya, ada yang berani dan berbicara tanpa henti tapi berlaku juga, ada yang usil tapi membangkitkan gairah sesama. Di pihak lain ada beberapa orang yang merasa humor lebih istimewa dari diam. Ada pula yang berpikir bahwa usil akan lebih mengasikkan daripada di usili.

Sebenarnya menurutku beda gaya sudah biasa dan jangan pernah menganggap gaya lain lebih baik sehingga mencoba-coba membunuh gaya sendiri untuk memakai topeng gaya lain. Semuaya sudah mendaging pada setiap diri walaupun masih bisa diolah. Mengolah bukan berarti mengubah dengan bertopeng tapi bertahap.

Akan tetapi apapun gayamu. Sikap tepat dan menjadi penghumor yang berguna. Pendiam yang berguna. Pembicara yang berguna. Pemikir yang berguna. Masih banyak lagi.

Bukankah kegunaan kita yang ditunggu-tunggu oleh dunia dengan berbagai gaya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar